Training JKKGS

Training JKKGS
Para Pejuang Islam

Kamis, 27 Januari 2011

Pacaran Adalah Alasan Terburuk Untuk Memaknai Kalam Suci dan Sunnah Rasul

Seorang teman pernah bertanya kepada saya “ki pacarnya mana ko’ ga dibawa?” ketika itu kebetulan saya sedang menghadiri acara buka puasa bareng dengan teman-teman. Lalu saya jawab “ga ada” dia malah ngotot “Msak sich gak ada, secara orang ganteng kaya kamu mana mungkin ga ada yang mau?” dengan nada agak mengejek. “mang kenapa kalau gak punya pacar?” jawab saya agak jengkel. Lalu dia menjawab dengan spontan “untuk ta’arufan lah, kan Allah menyuruh kita untuk saling mengenal satu sama lain? Dan rasul juga nyuruh supaya kita mencari yang terbaik untuk pasangan hidup?, lalu saya hanya menjawab ”ngurus diri sendiri aja masih susah, malah mau ngurus orang lain, nanti kalau saya udah ada kemampuan baru deh nyari dan langsung nikah aja ga pake ta’aruf-ta’arufan lagi”. Setelah kejadian tersebut sebenarnya hati saya agak risih , karena kebanyakan dari teman-teman saya yang berpacaran memakai alasan-alasan yang salah dalam memaknai kalamullah dan sabda rasul.
Menurut yang saya pelajari dari guru saya dalam surah An-nur Allah telah mengatur bahwasnya laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, begitu juga sebaliknya wanita yang keji itu Allah jodohkan dengan laki-laki yang keji juga (An-Nur: 26).
Allah juga berfirman bahwa laki-laki dan wanita yang beriman diperintahkan agar menjaga kemaluannya, dilarang memandang yang diharamkan oleh Allah dan hendaklah wanita yang beriman mereka menutup kain kerudungnya hingga ke dadanya, dan jangan menampakkan auratnya kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan sesama islam, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. (An-Nur: 30-31)
Jelaslah, bahwa masih banyak diantara kita hari ini yang masih munafik, mengaku Islam dan beriman, padahal amal ibadah yang kita lakukan selama ini sering tercemari dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah dalam kitab sucinya. Belajar memahami Al-qur’an, namun kerap digunakan hanya untuk berbantah-bantahan dan menjadi alat untuk memudah-mudahkan suatu perintah amalan. Allah juga melarang hamba-hambanya untuk mengamalkan perintahnya hanya setengah-setengah saja / memilih yang dianggap gampang saja, lalu ia mengingkari / meninggalkan sebahagian yang lain yang dianggapnya sulit.
Dari Abu Hurairah, nabi SAW bersabda: “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina, dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin”. (Shahih Bukhari & Muslim)
Al-Hakim meriwayatkan: “Berhati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya”.
Masih banyak dalil yang menjelaskan larangan terhadap haramnya berpacaran, lantas apakah itu belum cukup untuk membuka mata hati kita agar lebih waspada dalam bergaul, dan lebih bijak lagi dalam memaknai kalamullah dan sunnah rasul-Nya?. (Jum’at, 28 januari 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar