Training JKKGS

Training JKKGS
Para Pejuang Islam

Rabu, 26 Januari 2011

Kekhawatiran seorang ibu

Sebelum saya terlahir ke dunia yang fana ini, Ibu...yang sejak semalam menjelang kelahiran saya, mengalami sakit perut yang amat berat ia rasakan, yang ia mengakui tidak pernah merasakan sakit yang seperti ini sebelumnya. Ayah saya pun kebingungan ketika itu, karena hari pun sudah larut malam dan sang ibu pun terus saja merintih kesakitan, sehingga akhirnya Ayah pun berkata “Sudah malam ni sayang besok pagi insya’ Allah saya cari obatnya ya?” ibu hanya diam dan terus berharap agar besok Ayah mendapatkan obat yang tepat untuknya. Ketika waktu subuh tiba Ayah bangun,bergegas sholat dan langsung pergi dengan meninggalkan ibu seorang diri mencari seorang bidan di desa sebelah, yang saya panggil dengan sebutan “Andong Bidan” di daerah kami biasa menyebutkan nenek dengan sebutan “Andong” (dalam bahasa tamiang).....

Ayah pun langsung membawanya ke rumah sewa yang hanya kami diami selama 1 setengah tahun saja yaitu di Gang famili, Desa Simpang Empat Upah, Kabupaten Aceh Tamiang , sebelum akhirnya kami pindah ke Desa tanah Terban. Ibu yang ditinggalkan sendiri, dengan penuh kekhawatiran, kecemasan, dan kegundahan pun akhirnya sedikit lega melihat ayah yang kembali membawa Andong Bidan. Namun itu hanya sebentar saja, akhirnya Ayah pun pergi lagi untuk menjemput unyang (Ibunya nenek/Kakek: dalam bahasa tamiang), ketika Ayah tiba dengan membawa unyang ke rumah, sontak saja keduanya terkejut mendengar suara tangisan bayi, dan akhirnya kekhawatiran itu pun serta –merta menghilang dan kegembiraan pun terpancar dari mat mereka, walau pun ketika itu mereka melihat sang buah hati yang ukurannya sangat kecil, yang memiliki berat hanya 1 kg lebih sedikit. ketika itu tepatnya Hari Senin,18 februari 1991 kira-kira pukul 06.00 pagi umur 7 bulan dalam kandungan ibu saya, dalam suasana yang masih nuansa subuh masih belum terlalu terang ketika itu saya pun menatap dunia untuk pertama kalinya. Yang kemudian diberi nama oleh seorang nenek yang bernama Syahrian binti OK. Thaib, dengan Nama Rifqi Umami yang saya tanyakan kepada seorang Syaikh dari mesir yang bernama Syaikh Abdul Nashir, Rifqi artinya: lembut, sedangkan umami: jama’ dari Ummah yang artinya: Ummat-Ummat, lalu saya berharap kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar saya mampu menjadi ummat dari kekasih-Nya Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai Ummat yang dapat menebarkan manfaat bagi orang yang ada di bumi-Nya ini dengan kelembutan hati dan keagungan sikap tauladan rasul-Nya dan kembali kepada-Nya dengan penuh ketenangan dan hikmah yang baik bagi seluruh alam.
(Terima Kasih Ya Allah engkau telah mengirimkan aku seorang Ibu yang menjadi bidadari penyejuk di setiap langkah dan tujuanku dalam menjalankan tugas suci untuk menggapai ridho-Mu) (Senin 24-januari 2011)

1 komentar: